Intan A

05 Mei 2024 16:07

Iklan

Iklan

Intan A

05 Mei 2024 16:07

Pertanyaan

Akun apa saja yang harus dilaukan penyesuaian dari sisi fiskal A.laba/rygi perusahaan B.pendapatan bunga C.beban listrik &air D.beban pph pasal 25 E.utang bank

Akun apa saja yang harus dilaukan penyesuaian dari sisi fiskal 

A.laba/rygi perusahaan

B.pendapatan bunga

C.beban listrik &air

D.beban pph pasal 25

E.utang bank


18

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Zakiyah A

05 Mei 2024 17:43

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban nya : D.beban PPh Pasal 25.</p><p>&nbsp;</p><p>Karena, Penyesuaian dari sisi fiskal biasanya dilakukan untuk mengakurasi catatan keuangan perusahaan agar sesuai peraturan dengan perpajakan yang berlaku.&nbsp;</p>

Jawaban nya : D.beban PPh Pasal 25.

 

Karena, Penyesuaian dari sisi fiskal biasanya dilakukan untuk mengakurasi catatan keuangan perusahaan agar sesuai peraturan dengan perpajakan yang berlaku. 


Iklan

Iklan

Salsabila M

Community

07 Mei 2024 03:22

<p>Penyesuaian dari sisi fiskal adalah penyesuaian yang dilakukan dalam laporan keuangan untuk memperhitungkan aspek-aspek fiskal atau pajak. Berikut adalah akun-akun yang mungkin memerlukan penyesuaian dari sisi fiskal:</p><p>A. Laba/rugi perusahaan: Laba atau rugi perusahaan perlu dipertimbangkan dalam konteks fiskal untuk memastikan bahwa pajak yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.</p><p>B. Pendapatan bunga: Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan perlu dipertimbangkan dalam perhitungan pajak penghasilan untuk memastikan bahwa pajak yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan perpajakan terkait pendapatan bunga.</p><p>D. Be-ban PPH Pasal 25: Be-ban PPH Pasal 25 harus disesuaikan untuk memastikan bahwa jumlah yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.</p><p>E. Utang bank: Utang bank perlu dipertimbangkan dalam perhitungan be-ban bunga yang dapat dikurangkan dari pendapatan untuk keperluan perpajakan.</p><p>Sementara itu, be-ban listrik dan air (opsional C) mungkin tidak memerlukan penyesuaian khusus dari sisi fiskal, kecuali jika terdapat aturan perpajakan tertentu yang berlaku terkait dengan pengeluaran tersebut.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Penyesuaian dari sisi fiskal adalah penyesuaian yang dilakukan dalam laporan keuangan untuk memperhitungkan aspek-aspek fiskal atau pajak. Berikut adalah akun-akun yang mungkin memerlukan penyesuaian dari sisi fiskal:

A. Laba/rugi perusahaan: Laba atau rugi perusahaan perlu dipertimbangkan dalam konteks fiskal untuk memastikan bahwa pajak yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

B. Pendapatan bunga: Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan perlu dipertimbangkan dalam perhitungan pajak penghasilan untuk memastikan bahwa pajak yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan perpajakan terkait pendapatan bunga.

D. Be-ban PPH Pasal 25: Be-ban PPH Pasal 25 harus disesuaikan untuk memastikan bahwa jumlah yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

E. Utang bank: Utang bank perlu dipertimbangkan dalam perhitungan be-ban bunga yang dapat dikurangkan dari pendapatan untuk keperluan perpajakan.

Sementara itu, be-ban listrik dan air (opsional C) mungkin tidak memerlukan penyesuaian khusus dari sisi fiskal, kecuali jika terdapat aturan perpajakan tertentu yang berlaku terkait dengan pengeluaran tersebut.

 

 

 


 


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah teks hikayat berikut, kemudian tentukan konjungsi temporal akibat di dalamnya! Hikayat Abu Nawas: Botol Ajaib Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya, Baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana. Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. "Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin," kata Baginda Raja memulai pembicaraan "Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil?" tanya Abu Nawas. "Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya," kata Baginda. Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin. Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak. Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Abu Nawas tidak begitu sedih karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan. la yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan, terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.Sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sementara besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa. Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekedar. Mungkin sudah takdir, sepertinya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda. la berjalan gontai menuju istana. Di sela-sela kepasrahannya kepada takdir ia mengumpulkan sesuatu, yaitu Aladin dan lampu wasiatnya. "Bukankah jin itu tidak terlihat?" Abu Nawas bertanya kepada diri sendiri. la berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampai di rumah secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudian menuju istana. Di pintu gerbang istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya. Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas, "Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, hai Abu Nawas?" "Sudah Paduka yang mulia," jawab Abu Nawas dengan muka berseri-seri sambil botol yang sudah disumbat, kemudian menyerahkan botol itu. Baginda menimang-nimang botol itu. "Mana angin itu, hai Abu Nawas?" tanya Baginda. "Di dalam, Tuanku yang mulia," jawab Abu Nawas penuh takzim. "Aku tak melihat apa-apa," kata Baginda Raja. "Ampun Tuanku, memang angin tak bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu," kata Abu Nawas menjelaskan. Setelah tutup botol dibuka Baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyenangkan hidung. "Bau apa ini, hai Abu Nawas?! tanya Baginda marah. "Ampun Tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar, hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol," kata Abu Nawas ketakutan. Tetapi baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal. Dan untuk kesekian kali Abu Nawas selamat

7

0.0

Jawaban terverifikasi